Selasa, 20 Oktober 2009

MENTADABBURI SUATU BENCANA

Mau melihat jiwa yang sombong mati terkubur?;
Mau melihat orang yang kaya mendadak jadi miskin ?;
Mau melihat rumah mewah yang dibanggakan runtuh rata dengan tanah ?;
Mau melihat mobil yang disayangi ditelan timbunan rumah yang ambles ditelan tanah ?;
Mau melihat uang yang tersimpan dilemari ikut tertimbun runtuhan rumah ?;
Mau melihat Tuan jadi senasib dengan pembantunya ?;
Mau melihat kesenangan dunia yang berubah menjadi penderitaan ? ;
Semua bisa dilihat diPadang
Semua bisa dilihat diPariaman....
Sungguh semua kemewahan yang dibanggakan, semua yang diangkuhkan.....setelah
kodratNya berbicara....hancur sudah tinggalkan nestapa.
Wahai jiwa yang mau berpikir, masihkah kau banggakan rasa keduniawianmu ?.
Dunia ini tiada yang kekal, dan sungguh kampung akherat akan lebih abadi ....
Maka berjalanlah didunia ini dengan tetap mengingat akan akheratmu kelak...

Rabu, 14 Oktober 2009

PHK melanda . Sudahkah kita kuat menerimanya?

Ketika badai krisis menghantam negeri ini, aku mendengar, melihat beberapa perusahaan mulai goyang, dan mulai mengurangi karyawannya guna efisiensi , tak urungpun perusahaan dimana
aku bernaung mengais rejekipun diterpa hal yang sama. Pabrik ada pengurangan secara bertahap
karyawannya dari sejumlah 14 ribu sekian dikurangi sekitar 4 ribuan secara bertahap guna men-
capai arti efisiensi. Kondisi perusahaan begitu parah sampai untuk membayar pesangon karyawan
yang diPHK secara terhormat itu dilakukan dengan cara mengangsur/mencicil antar 12 sampai 24
bulan. Termasuk yang kena program tersebut sahabat-sahabatku saat dipabrik dulu, saudara dari
teman-temanku, termasuk adikku sendiri yang baru saja melahirkan kena program efisiensi itu ,
sungguh itu merupakan hantaman lahir bathin yang sulit untuk dilukiskan bagi yang belum siap.
Tiba-tiba pada medio Mei 2009, di acara meeting sore yang mendadak,karyawan di depo Bandung
pun harus dikurangi guna tercipta suatu efisiensi....dan namaku-pun termasuk didaftarnya...., demi
mendengar hal tersebut, menggigil tubuh ini....Subhanallah, Inna Lillahi wa inna ilaihi roji'un...., aku
yang telah memperhitungkan sebelumnya tetep saja merasa terguncang. Sejenak aku terpekur dalam suasana galau...., ku kuatkan dalam hati....bila ini adalah takdirNya yang harus aku jalani,
mengapa aku mesti bersedih ?, aku yakin Allah punya rencana dibalik ini semua, ada hikmah yang belum dapat aku cerna saja akan berita ini, aku harus rela dan ikhlas menjalaninya roda takdir dan kodratnya...,kuyakinkan dalam hati bahwa Dia tak akan memberi cobaan melebihi batas kekuatanku, kusampaikan pada istri dan anak-anaku...mereka harus tahu dan bersiap, semoga Yang Maha Kuasa memberi kekuatan pada kami dalam menghadapi musibah ini.
Waktu demi waktu berlalu, dari bulan Mei hingga sekarang bulan Oktober....apa yang terlontar
saat itu belum tervonis juga....Alhamdulillah, mungkin ini adalah sebagian dari rencanaNya.
Ya Allah...hamba akan tuma'ninah akan takdir dan kodratMu, semoga Kau masukkan aku dan
keluargaku sebagai hambaMu yang kuat, limpahkanlah jalan kemudahan bagi kami....amien.-

Senin, 12 Oktober 2009

Prinsip Ilmu Keluar dan Berguna

Sungguh tiada kata yang dapat terucapkan guna mensyukuri semua ilmu yang telah aku dapati, kecuali dengan ucapan Alhamdulillah. Bagaimana tidak...?, dengan keadaan dan kondisiku yang
mungkin bagi orang lain akan tersirat langsung ungkapan paling drop out; paling gak bisa tuntas
sekolah....., Amien...amien Ya Robbal'alamin....,atas rahmat dan karuniaNya aku bisa membukti-
kan diri bahwa ungkapan mereka tidak benar...
Berkaitan dengan Ilmu , Almarhum Guruku pernah berkata : " Prinsip ilmu itu keluar berguna "
yang artinya semua ilmu yang aku dapat itu akan bisa dikatakan ada manakala ilmu tersebut di-
amalkan kepada siapapun yang membutuhkan. Aku mendapatkannya secaa gratis, tidak seperti
teman-teman seangkatannku yang menukarnya dengan mahar. oleh sebab itu aku selalu terngi-
ang akan kata-kata beliau tersebut, kata-kata yang merupakan amanah, kata-kata yang setia
dan turun menurun dari awal-mulanya.
Inilah aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Semoga Yang Maha Kuasa memberikan
KaruniaNya dan mengangkat derajatku sebagai hambaNya yang mau bersyukur.
Tak heran sejak saat itu , beberapa orang memintaku membantu memecahkan masalahnya ,
beberapa orang mintaku melihat sesuatu yang mereka tidak bisa melihat kecuali dengan ilmu ,
beberapa orang memintaku untuk mengobati, mengusir energi negatif dengan energi positif...,
Alhamdulillah beberapa orang puas dengan bantuan yang aku berikan, sehingga merekapun
memaksa memberikan sesuatu sebagai ucapan terimakasih dimana aku tak sanggup untuk me-
nolaknya sebagai rasa syukurku juga.
Semoga ilmu yang kupunya bisa sebagai jalan penerangku yang abadi baik didunia dan akherat ,
semoga apa yang kuperoleh dari amalan ilmu tersebut bukanlah suatu yang memberatkan bagi
yang memberikannya sebagai ungkapan terimakasih, karena sungguh aku Lillahi ta'ala dalam hal ini, tidak mengharapkan pamrih dari pasienku, karena aku yakin aku telah dapat pamrih dari Yang Maha Segalanya melebihi dari pemberian para pasienku. Semoga Allah selalu ridho
akan langkahku, karena kuniatkan Bismillahirrohmanirrohim...., aku meniti jalan mengikuti kodratNya , dan apapun hasilnya yang aku peroleh kusyukuri dengan Alhamdulillahirrobbil 'alamin....

Minggu, 11 Oktober 2009

D.BIMDA

Bermula dari tahun 90an, dimana terobsesi dari usaha kecil-kecilan dekorasi untuk
keperluan di kampus semacam seminar, acara wisuda, dll; hingga muncullah ide
membuat suatu nama dari kegiatan ini.
Nama BIMDA terlontar dari sebuah pemikiran dimana setiap kita melangkah harus
diawali dengan Bismillah , dan apapun hasilnya harus diakhiri dengan Hamdallah.
Seperti halnya kehidupan yang mengalami proses Revolusi, Cinta, dan Karier ; BIMDA-
pun yang mengalami pengembaraan diperantauan ber-evolusi jadi D.BIMDA; huruf
D yang ada didepan sebagai tambahan menunjukkan tempat evolusinya seperti halnya
nomor plat kendaraan.
Apa fokus kegiatan D.BIMDA ?, jawabannya ya apa saja yang penting tidak melanggar
dari tujuan awal saat melangkah yang diniatin dengan Bismillah, dan apapun hasil yang
didapat tetap dalam koridor rasa syukur sebagai wujud dari Hamdallah.